15 Oktober 2008

Ketua PP Simalungun Bogem Wartawan Metro Siantar

Kekerasan terhadap jurnalis/wartawan kembali terulang. Kali ini terjadi di dekat perbatasan Kabupaten Simalungun dengan Kota Siantar, persisnya di salah satu lokasi doorsmer, Mara Service, Selasa (14/10).

Jansendi Purba (24) warga Jln Melati Kecamatan Siantar Barat Kota Siantar adalah wartawan Harian Metro Siantar (Group Jawa Pos) dianiaya oknum Ketua MPC Pemuda Pancasila Simalungun, Darwin Saragih dengan cara menampar wajah bagian pipi sebelah kanan.

Tidak terima atas perlakuan oknum Ketua PP itu, Jansendi Purba, Rabu (15/10) langsung membuat laporan pengaduan ke Polres Simalungun. Ketika mengadu, korban didampingi puluhan wartawan media cetak dan elektronik.

Usai mengadu, korban menerima STPL (Surat Tanda Penerimaan Laporan) nomor STPL/407/X/2008/SIMAL, yang ditandatangani oleh Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) "B" Ipda Manaek S Ritonga.

Selanjutnya, penyidik melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), di Jalan Asahan Kabupaten Simalungun. Tepatnya, berada di sebuah warung yang berada di lokasi doorsmeer Marah Service.

Jansendi Purba mengatakan, penganiayan yang dilakukan Darwin Saragih kepada dirinya, terkait berita yang ditulisnya di Harian Metro Siantar, edisi Selasa 14 Oktober 2008.

Berita itu seputar pengerjaan proyek rehap Sekolah Dasar (SD) di Saribu Dolok Kabupaten Simalungun, yang dananya berasal DAK (Dana Alokasi Khusus) 2008, dengan kontraktor oknum Ketua PP Simalungun tersebut.

Terkait beritanya itu, dua hari lalu (Selasa, 14/10) sekitar pukul 11.00 Wib, Jansendi mendapat telepon dari pelaku. Saat itu, pelaku merasa tidak senang atas pemberitaan yang ditulis Jansendi di Metro Siantar, kemudian Darwin Saragih mengajak Jansendi bertemu di TKP. Jansendi kemudian berangkat.

Naas bagi Jansendi Purba, begitu tiba di lokasi, Darwin Saragih yang sudah menunggu langsung melakukan pemukulan, setelah sebelumnya bertanya kepada Gatta, siapa yang membuat berita di koran yang kemudian menunjuk Jansendi.

"Dia yang menelepon supaya ketemu di lokasi tersebut, baru beberapa menit duduk dia langsung menanyakan kepada Gatta, mana wartawan Metro tersebut. Dan setelah Gattha menunjuk saya, dia (Darwin) berdiri dari duduknya dan langsung melayangkan tamparan ke arah wajah saya sebelah kanan,” aku Jansendi.

Bila tidak segera dilerai, menurut saksi mata Gatta Jerry (pemilik Doorsemeer Marah Service), kuat kemungkinan Darwin Saragih kembali melayangkan pukulan lanjutan. Sedangkan menurut Jansendi, setelah dirinya ditampar, pelaku kembali menghubungi dirinya melalui ponsel. Saat itu, pelaku terkesan mengancam korban, ”Masalah ini tidak sampai di sini saja. Terus berlanjut," ujar Jansendi meniru ucapan Darwin Saragih. Padahal, kehadiran korban ke TKP, untuk menjalankan tugas jurnalis, guna menindaklanjuti berita proyek DAK tersebut.

Sementara itu menurut pengakuan salah satu saksi bernama Gatta Jerry, yang juga konsultan DAK saat dikonfirmasi didampingi korban membenarkan adanya penganiayaan yang dilakukan Ketua PP Kab Simalungun tersebut. dimana awalnya Darwin Saragih sudah terlebih dahulu berada di dalam kantin dan langsung menelepon Jansendi untuk datang menemuinya.

Tidak berapa lama kemudian, Jansendi pun datang dengan mengendarai sepeda motornya dan duduk bergabung bersama. Saat itu mereka duduk berhadap-hadapan. Hanya beberapa menit duduk dibangkunya, Darwin langsung menanyakan yang mana wartawan Metro Siantar itu.

"Ya saya menunjuk ke arah Jansendi. Tapi tanpa diduga-duga Darwin langsung berdiri dari bangkunya dan dengan menggunakan tangan kiri melayangkan tamparan ke wajah bagian pipi sebelah kanan Jansendi,” aku Gatta.

Melihat penganiayaan itu, kata Gatta, dirinya berusaha melerai keduanya agar tidak berbuntut panjang. Darwin saat itu langsung keluar dari dalam kantin menuju ke halaman luar sembari berceloteh marah-marah. Beberapa menit kemudian Darwin masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil Tafft GT berwarna merah BK 987 meninggalkan Mara Service.

"Jansendi memang langsung ditampar tanpa membuat alasan," ujar Gatta.






Tidak ada komentar: